Yang serba sendu kelam mengkerut
sudah ditanam ditinggal di awang
cangkir dengan kopi hangat di dalam
yang sedari pagi merekah mengawasi
menebar membiarkan uap mengembun menyebar
Ayah sedang memandikan bocah
berbicara dengan air beriak berkecibak
Ibu sibuk menyiapkan rahmat pagi
seakan mengajak burung di luar
untuk bernyanyi bersama
dengan angin pagi yang berlomba
melompati jendela
untuk membantu dandani wajahnya
Ingatlah, Ibu menyediakan
kopi dan wajah untuk dihirup dan dicium
berdamai selalu hantarkan Ayah keluar pergi
tuk menapaki rejeki sehari
lunak terasa pipi di wajah kerut lelah
bagai kulit bayi halus
tuntas menghapus sisa tengkar dan duka
Pagi indah semerbak menyebar
tandai wangi tubuhnya
mengantar Ayah pergi bekerja
semua tikai dan sedih
tuntas lunas pupus di sini dan berganti
senyum ikhlas akan kasih dan sayang
dari suami dan istri. Ayah dan Ibuku.
Rulianto Sjahputra, 120211
Blogger
Google+
Facebook
Twitter