|
Sudahkah kita merdeka?...... |
Berapa tahun sudah kita lewati dengan cerita
yang sama tidak berubah, selalu saja ada yang basi tidak enak untuk dicerna
sedikitpun. Sepertinya tidak ada beda antara dahulu dengan sekarang. Kalau
hidup susah sudah melekat dalam pakaian keseharian, jangan bermimpi bulan akan
keperaduan. Begitulah nasib dari dahulu sampai sekarang, tidak ada beda bila
kesempatan selalu dipingit oleh kerajaan. Orang dipercaya malah membuat merana.
Rasa malu sudah sangat langka, sampai heran orang akan sang idealis.
|
Nasib pejuang nan iklas tersia-sia |
Terbalik, bukan dunia yang terbalik. Tapi otak
dan nurani yang jungkir balik. Orang tua bersusah payah mengorek bumi untuk
sapih sang jabang bayi memegang toga. Selesai toga diraih hanya mengkilat
sekejapan, tidak bisa menuai asa. Kesempatan masih milik keraton yang tidak
bisa sembarang dibagi. Kalau mau harus berkorban, bukan dengan rasio, tetapi
dengan akal bulus, fulus maka akan mulus.
Apa beda dulu dengan sekarang bila reformasi
hanya jadi repot nasi?. Tetangga lapar tidak peduli mengeluhkan gaji yang tak
kunjung naik. Uang 10 ribu sehari untuk 4 mulut kering dan pecah kekurangan
gizi yang ditebus kayuhan sepeda ojek di Harmoni tetap tak terasa di ruang
sejuk AC mahal jalan Proklamasi. Lahir bukan pilihan, sekolah bukan jaminan,
dan otak bukan ukuran, bila semua kesempatan dicuri oleh sang Demang Kebijakan.
Kejadiannya tetap sama. Nasib kebanyakan cuma batu loncatan yang biasa untuk diinjak
untuk terbang ke langit. Tidak penting untuk dipecahkan dan diperhatikan dengan
seksama, cukup dibicarakan di mimbar ruang karpet merah Persia atau di
pelataran aspal hotmix bilangan Senayan yang rindang selalu tertutup payung
besar teduh dan hijau.
|
Tak ada bedanya Indonesiaku dari waktu ke waktu |
Semua tetap sama dulu dan sekarang, tiada
beda. Permainan lama dengan aturan berbeda semakin cerdik dan pintar. Tak bisa
bicara, bebas bicara yang tidak ada artikulasi suara dan makna. Semua ada tapi
tak ada dan tiada. Miskin yo makin miskin, mau kaya jangan berasio ......
Karena kesempatan bukan idealisme. Suara semakin kacau dan tulisan semakin
melantur,.... tak usah dibahas. Percuma saja...??#*,!!..... Sudahkah kita merdeka....?????.
Rulianto
Sjahputra...
Print
PDF
Rulianto Sjahputra
Isi dari artikel adalah hasil penyuntingan dan penterjemahan dari artikel yang sudah ada di dunia maya dan di media, Kami hanya ingin mendedikasikan blog ini untuk penyebarluasan ilmu yang semoga dapat memberikan manfaat untuk kita semua. Sesungguhnya semua ilmu adalah milik Allah S.W.T., dan kita tinggal berharap akan keberkahan dari-Nya.
Follow: | Google+ | Facebook |
Blogger
Google+
Facebook
Twitter