Pages

Kamis, 10 April 2014

Pemenang Pemilu 2014 Dalam Himpitan Hutang


Sangat tipis bedanya predikat untuk kalian para pemimpin bangsa saat ini, …… Anda sebagai PEJABAT PUBLIK, … atau anda sebagai PENJAHAT PUBLIK. (Rulianto Sjahputra)

Pemenang  Pemilu 2014 Dalam Himpitan Hutang
Indonesia dalam bom waktu cengkraman hutang

Pemilu legislatif (Pileg) di Indonesia baru saja berakhir pada hari Rabu 9 April 2014 kemarin. Telah terlihat di berbagai media hasil sementara partai “Pemenang” Pileg 2014 melalui hitung cepat yang dilakukan berbagai lembaga independen. Menurut saya luar biasa beban dari partai pemenang tersebut yang nantinya akan mendominasi kursi parlemen dalam menanggulangi berbagai problematika besar yang sedang menghimpit bangsa dan Negara Indonesia.

Dari berbagai problematika besar yang dihadapi Negara dan bangsa ini adalah belenggu himpitan hutang luar negeri yang luar biasa nilainya. Pertanyaannya adalah, bisakah para wakil rakyat dan partai pemenang pemilu 2014 ini dapat memperkecil nilai hutang luar negeri kita, atau malah sebaliknya, seperti yang sudah-sudah, malah menambah beban hutang luar negeri kita semakin besar dengan pemborosan anggaran yang mereka rekayasa melalui kebijakan dan kegiatan yang tidak pro rakyat…?.

Pemenang  Pemilu 2014 Dalam Himpitan Hutang
Merdeka....????

Jadi seharusnya mereka yang menjadi pemenang dalam pemilu ini dan terpilih sebagai wakil rakyat maupun pemimpin Indonesia, seharusnya mempersiapkan diri sekuat mungkin dalam membereskan berbagai permasalahan besar yang dihadapi bangsa dan Negara ini, sekaligus mengupayakan seoptimal dan sebijak mungkin peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia yang adil dan merata….. Mungkinkah mereka dapat melakukannya…?.

Mari kita simak artikel ini.

Beban Hutang Negeriku Yang Luar Biasa (3.500 Trilyun)

Pada awal Tahun 2013 lalu jumlah hutang Indonesia telah menembus level 2.000 Trilyun. Dan sesuai Buku Hutang dari data BI bahwa pada akhir November tahun 2013 hutang Indonesia mencapai 260,335 Juta DollarAS atau dengan kurs Rp. 12.000 maka setara dengan Rp. 3.124,02 Trilyun. Hutang-hutang ini juga akan bertambah besar mengingat defisit APBN 2014 yang mencapai Rp 224,2 triliun. Oleh karena itu tidak berlebihan jika tahun 2014 ini diperkirakan hutang Indonesia akan menembus level 3.500 Trilyun Rupiah. 

Pemenang  Pemilu 2014 Dalam Himpitan Hutang
Membuat sengsara rakyat
Dalam Buku Statistik dinyatakan bahwa Utang luar negeri didefinisikan sebagai utang penduduk (resident) yang berdomisili di suatu wilayah teritori ekonomi kepada bukan penduduk (non resident). Konsep dan terminologi utang luar negeri ini mengacu pada IMF’s External Debt Statistics: Guide for compilers and Users (2003). Untuk itu dapat diarikan bahwa hutang Indonesia adalah hutang rakyat Indonesia sehingga kita beri judul Hutang negeriku hutang anak bangsa.

Oleh karena Jika ini yang terjadi, maka dengan jumlah penduduk sebanyak lebih kurang 240 juta jiwa, maka hutang masing-masing anak bangsa Indonesia menanggung hutang sebesar lebih dari Rp. 14.385.000,-. Bahkan tidak salah jika ada pendapat yang menyatakan bahwa setiap bayi yang lahir sudah menanggung beban hutang 13 juta rupiah. 

Dapat di sampaikan bahwa hutang tersebut adalah akumulasi dari hutang yang terdiri dari 3 kelompok yaitu pemerintah, Bank Indonesia dan swasta. Hutang tersebut juga diperoleh dari 21 negara/kelompok negara dengan 4 negara pemberi pinjaman terbesar adalah Singapura, Amerika Serikat, Jepang dan Belanda. Sedangkan 3 bentuk mata uang pinjaman terbesar dalam bentuk US$, Yen Jepang, Rupiah. Sedangkan 3 Organisasi internasional pemberi pinjaman terbesar adalah IBRD, ADB dan IMF. Dimana 82% pinjaman tersebut adalah pinjaman jangka panjang sedangkan 18%nya pinjaman jangka pendek di bawah 1 Tahun. 

Masih Amankah Hutang Indonesia ? Sumber dari BI dan Kementerian Keuangan menyatakan bahwa hutang Indonesia masih dalam posisi aman, berada dibawah 40% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Ini masih lebih rendah dibandingkan dengan negara tentangga lainnya seperti Malaysia dimana pinjaman mencapai 47% dari PDBnya. Namun dengan penggunaan tolok ukur ini menurut Cara Indonesia Bangkit kurang tepat dan tidak sepenuhnya dapat diterima karena perekonomian Indonesia masih didominasi oleh luar negeri. Berbeda halnya dengan Malaysia yang lebih memberikan porsi dan proteksi pada pengusaha lokal dalam mengelola perekonomian negaranya. 

Pemenang  Pemilu 2014 Dalam Himpitan Hutang
Tidak bisa lepas dari cengkaraman pihak asing

Bahkan jika tolok ukurnya kita ganti dengan Pendapatan Nasional Bruto (PNB) 2012 yang dirilis BPS sekitar 32 Juta Rupiah/perkapita atas harga berlaku dan 10 Juta Rupiah/kapita atas harga konstan tahun 2000 tidak menggambarkan itu kondisi masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Dimana menurut Sofyan Wanadi Ketua Apindo pada acara Indonesia Investor Forum 3 yang dimuat okezone.com bahwa 100 Juta masyarakat Indonesia berpenghasilan dibawah 24 ribu rupiah/hari dan 30 juta diantara berpenghasilan dibawah 12 ribu rupiah/hari. Kondisi ini tentu berbanding terbalik dengan kondisi riil masyarakat yang ada disekitar kita yang kian hari semakin memperbesar jurang antara miskin dan kaya. 

Terlepas dari aman atau tidak amannya hutang Indonesia. Bahwa dengan besarnya ketergantungan APBN pada hutang Luar negeri akan memberikan dampak kurang baik yaitu antara lain : 
  1. Rendahnya Psikologis atau kepercayaan diri bangsa terhadap negara pemberi pinjaman. 
  2. Memperbesar biaya keluar untuk hal yang tidak produktif baik melalui pembayaran bunga pinjaman maupun peluang aliran korupsi. 
  3. Kurang memberikan pelajaran untuk lebih efektif dan efsien dalam mengelola anggaran 
  4. Kurang memacu semangat untuk memaksimalkan penerimaan dan pemasukan negara. 
  5. Utang baru akan menimbulkan biaya ekonomi baru yang tentunya menjadi beban baru. 

Masa Depan Hutang Indonesia. Ditahun 2014 yang kita sebut sebagai tahun politik, gaung hutang sepertinya jauh dari pembicaraaan. Jika hal ini tidak menjadi janji atau kontrak politik oleh para capres bukan tidak mungkin hutang Indonesia akan semakin menggunung. Padahal jika ada Capres yang berani menyatakan untuk mengurangi Hutang Negara, maka dapat diyakini bahwa dia adalah sosok orang yang mampu mensyukuri potensi yang dimiliki negara ini sehingga akan mendorong pemerintahan yang dipimpinnya untuk memaksimalkan pendapatan negara sekaligus mengelola anggaran dengan efektif dan efisien.

Semoga ada tokoh Capres yang berani melakukan hal ini sebelum akhirnya negara ini terpaksa melakukan shutdown seperti yang dilakukan Obama di Amerika. Jika saat ini dimulai tentu cukup dengan restart pada poin-poin tertentu untuk membangkit Indonesia tercinta.

Dalam 11 Bulan Hutang Luar Negeri Indonesia Bertambah 1.124 Trilyun

Sebagaimana telah dijelaskan di atas, sampai dengan kuartal pertama tahun anggaran 2014, hutang luar negeri Indonesia tercatat mencapai 3500 Trilyun. Dan sumbangsih terbesar penambahan utang ini terjadi pada tahun 2013 yang melonjak bertambah sebanyak 1.124 Trilyun, fantastis prestasi pemimpin negeri ini. Pastinya hal ini menjadi kekhawatiran dan keterkejutan bagi anak bangsa. Dimana pada awal tahun 2013 hutang negeri ini sudah menembus 2.000 Trilyun rupiah. Dan ternyata kejutan tersebut tidak berhenti disini. 

Pemenang  Pemilu 2014 Dalam Himpitan Hutang
Pemerintahan SBY kontributor terbesar utang luang negeri Indonesia

Sesuai buku statistik hutang luar negeri Indonesia yang dikeluarkan Bank Indonesia pada bulan januari 2014 menyampaikan laporan bahwa di bulan November 2013 Hutang LN Indonesia telah mencapai angka 3.124 Trilyun rupiah. Hal ini berarti ada penambahan Hutang sekitar 1.124 Trilyun rupiah dalam tempo hanya 11 bulan. 

Sebuah angka yang fantantis dan Hebat Hutang Indonesia Meningkat 1.124 Trilyun dalam 11 Bulan. Sebuah rekor peningkatan hutang yang perlu mendapatkan penghargaan. Ini menjadi semakin miris karena perubahan hutang ini tidak murni karena kita mendapat kucuran dana segar. Peningkatan sebagian hutang justeru dipicu oleh kenaikan kurs Dollar Amerika terhadap rupiah yang pada penghujung tahun 2013 mencapai level Rp.12.000,- perdollar. Dimana kita ketahui sebagian besar hutang kita dalam bentuk Dollar Amerika.
 
Pemenang  Pemilu 2014 Dalam Himpitan Hutang
Prilaku elite politik Indonesia

Jadi saudara-saudaraku calon pemimpin dan para pemenang partai maupun anggota parlemen di negeri tercinta ini, saya Cuma bisa prihatin kepada anda semua dikarenakan terbayang di mata saya akan beratnya tugas dan amanah yang anda pikul. Luar biasa beban bangsa ini, semoga anda semua dapat memperingan beban berat yang ditanggung oleh seluruh warga Negara ini, khususnya masyarakat kecil yang mayoritas jumlahnya di Indonesia.

Ingat para pemimpin negeri dan wakilku di parlemen,….. Jangan khianati kami bangsa yang sudah merasakan berbagai beban dan kesusahan akibat salah kaprah dan salah urus dari kebijakan dan tangan2 kotor senior2 kalian yang hanya bisa mengeruk kekayaan dari kesusahan bangsa ini.

Sangat tipis bedanya predikat untuk kalian para pemimpin bangsa ini, …… Anda sebagai PEJABAT PUBLIK, … atau anda sebagai PENJAHAT PUBLIK.

Referensi :Cara Indonesia Bangkit dan dari berbagai sumber. Pemenang  Pemilu 2014 Dalam Himpitan Hutang, posted by Rulianto Sjahputra.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar